olahraga-di-cfdolahraga-di-cfd

Meskipun bulan puasa tinggal beberapa waktu lagi, warga DKI Jakarta masih menunjukkan semangat dalam berolahraga di area Car Free Day (CFD) Bundaran HI dan Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK). Aktivitas ini menjadi momen terakhir bagi warga untuk berolahraga sebelum memasuki bulan puasa.

Meskipun selama bulan Ramadan asupan makanan dan minuman menjadi terbatas, hal itu tidak menghentikan semangat warga DKI untuk tetap berolahraga. Saat ditemui oleh perancatoto , banyak dari mereka mengaku akan memutar otak untuk mengatur pola olahraga agar tetap aktif selama berpuasa.

Salah satu tindakan yang paling umum dilakukan adalah menentukan waktu yang tepat untuk berolahraga dan mengurangi intensitas latihan selama berpuasa. Hal ini dianggap penting, terutama karena tubuh cenderung lebih lemas selama berpuasa. Berolahraga secara teratur dianggap sebagai salah satu cara untuk mengatasi hal tersebut.

Baca Juga : Seorang Pria Mencatat Rekor dengan Bertahan Hidup 39 Tahun Setelah Transplantasi Jantung

Diko (23), seorang warga Malang yang kini tinggal di Jakarta Pusat, menyatakan bahwa olahraga selama bulan puasa tetap mungkin untuk dilakukan. Menurutnya, menjaga kebugaran tubuh selama bulan puasa dengan berolahraga sangat penting.

“Dalam bulan puasa, olahraga tetap penting. Anda bisa membuatnya lebih fleksibel dengan mengurangi intensitas atau beban, sehingga masih memungkinkan untuk dilakukan,” ucap Diko kepada detikcom, Minggu (10/3/2024).

Diko menekankan pentingnya kesadaran akan olahraga untuk menjaga rutinitas aktivitas fisik. Baginya, itu adalah langkah awal untuk membentuk kebiasaan baik berolahraga secara rutin.

“Penting untuk memiliki niat awal yang kuat dan meningkatkan kesadaran akan kapasitas tubuh kita. Kita perlu mengetahui seberapa banyak olahraga yang dapat kita lakukan, kapan waktu yang tepat, dan sebagainya,” tambahnya.

Yudit (23), seorang karyawan yang berasal dari Jakarta Selatan, juga setuju bahwa olahraga rutin sangat penting. Terutama bagi mereka yang bekerja dalam posisi yang memerlukan banyak duduk, seperti dirinya.

“Menurut saya, olahraga saat puasa tetap wajib dilakukan, mungkin dengan gerakan yang lebih ringan. Yang penting, kita harus tetap bergerak. Apalagi bagi kita yang bekerja dan duduk terus, tidak bergerak, itu bisa menjadi sumber penyakit,” ujar Yudit.

Yudit mengakui bahwa membentuk kebiasaan untuk berolahraga mungkin sulit bagi sebagian orang. Namun, menurutnya, kebiasaan ini harus dibentuk secara perlahan karena olahraga merupakan faktor penting dalam membentuk pola hidup sehat.

“Selain olahraga, makan makanan sehat, menjaga tidur, dan hal lainnya juga penting. Terutama karena banyak orang muda saat ini sudah memiliki penyakit pada usia muda, jadi mulai sekarang, kita harus mulai mengatur pola hidup sehat,” pungkasnya.

Dr. Elyse, seorang spesialis kedokteran olahraga, menjelaskan bahwa aktivitas fisik selama bulan puasa tetap penting. Namun, diperlukan penyesuaian agar olahraga tidak mengganggu puasa atau bahkan mengancam kesehatan selama bulan puasa.

Menurutnya, olahraga selama bulan Ramadan ditujukan lebih kepada menjaga tingkat kebugaran tubuh.

“Selama bulan Ramadan, tujuan kita adalah konsistensi, bukan meningkatkan kebugaran. Jadi, ketika kita berolahraga atau hidup aktif, itu hanya untuk menjaga kebugaran kita. Jangan menambah beban latihan selama bulan Ramadan,” tandasnya.

Oleh karena itu, menurutnya, jika seseorang ingin melakukan olahraga berat selama bulan puasa, terutama dalam program penurunan berat badan, sebaiknya berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter yang terpercaya.

Sumber : DetikHealth

By Admin

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *