ngantukngantuk

Ada berbagai cara yang dilakukan orang untuk mengatasi rasa lapar selama berpuasa Ramadan. Beberapa orang memilih untuk tidur sepanjang hari, berharap untuk terbangun saat waktunya berbuka tiba. Tetapi, apakah itu efektif?

Meskipun mungkin berhasil untuk mengatasi rasa lapar, namun untuk kesehatan tubuh secara keseluruhan, hal tersebut tidak disarankan. Dokter spesialis tidur, dr. Paulina Thiomas Ulita, SpS dari Mayapada Hospital Tangerang, menjelaskan bahwa tidur siang yang terlalu lama dapat mengganggu pola tidur alami tubuh.

“Jika seseorang tidur di siang hari dengan durasi yang panjang, tubuhnya bisa merasa lemas dan bingung saat bangun. Kita sering merasa bingung dan tidak nyaman setelah tidur siang yang terlalu lama,” ungkapnya, pada Sabtu (16/3/2024).

Baca Juga : Alasan BPOM Menarik Izin 4 Produk Kosmetik Ini dari Peredaran di Indonesia

Menurut dr. Paulina, tidur di malam hari melibatkan berbagai tahapan perancatoto tidur, termasuk REM (Rapid Eye Movement) dan Non-REM yang terdiri dari beberapa fase. Namun, tidur siang cenderung tidak menyertakan seluruh tahapan tersebut, meskipun durasinya panjang.

“Ketika seseorang tidur siang terlalu lama, ia mungkin tidak akan melewati semua fase tidur dengan sempurna. Hal ini dapat menyebabkan rasa lemas dan keinginan untuk tidur lagi saat bangun,” tambahnya.

Oleh karena itu, dr. Paulina berpendapat bahwa tidur sepanjang hari untuk mengatasi lapar saat berpuasa justru akan mengganggu kesehatan tubuh secara keseluruhan. Dapat dikatakan bahwa metode ini kurang efektif karena cenderung membuat tubuh menjadi lemas.

“Jika seseorang ingin tidur di siang hari saat berpuasa, disarankan untuk tidur selama sekitar 10 hingga maksimal 30 menit saja. Tujuannya hanya untuk merilekskan tubuh, sehingga saat bangun, ia menjadi lebih fokus,” sarannya.

Sumber : DetikHealth

By Admin

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *