5 Ilustrasi Olahraga5 Ilustrasi Olahraga

Jakarta – Ramadan membawa berbagai kegiatan perancatoto yang bisa mengganggu rutinitas olahraga seseorang. Memang boleh mengurangi intensitasnya, namun sebaiknya tidak sepenuhnya menghentikan aktivitas tersebut.

“Disarankan untuk tidak berhenti lebih dari seminggu,” ungkap dr. I Gusti Made Febry Siswanto SpOT(K), konsultan cedera olahraga dari RS Abdi Waluyo, pada Jumat (22/3/2024).

Baca Juga : Mengalami Kesulitan Bangun Saat Sahur? Saran Dokter Neurologi untuk Menyesuaikan Jam Biologis

“Meskipun sedang dalam masa istirahat ini, disarankan untuk tidak sepenuhnya berhenti. Mulailah dengan latihan pemanasan yang ringan-ringan,” tambah dr. Febry.

Selama bulan puasa, dr. Febry menyarankan untuk menyesuaikan intensitas latihan. Tidak perlu seberat biasanya karena pola makan yang berubah juga mempengaruhi asupan nutrisi tubuh.

Pada masa istirahat ini, latihan pemanasan yang direkomendasikan terutama adalah stretching, meliputi seluruh otot tubuh dan khususnya untuk otot-otot yang sering digunakan saat berolahraga. Selain itu, dr. Febry juga menyarankan latihan kardiovaskular untuk memulihkan stamina dan pernapasan.

Jika berat badan meningkat karena terlalu lama tidak berolahraga dan tergoda oleh makanan lezat selama Ramadan, perlu ekstra hati-hati. Karena tidak hanya sendi yang terbebani lebih berat, tetapi otot-otot tubuh juga cenderung menjadi kaku yang dapat memengaruhi fleksibilitas dan kemampuan tubuh dalam melakukan gerakan atau menahan tekanan.

“Pengurangan fleksibilitas otot ini, ditambah dengan beban yang meningkat, dapat meningkatkan risiko cedera,” peringatkan dr. Febry.

Sumber : DetikHealth

By Admin

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *